Teleportasi Bukan Hoax

, , No Comments

Satelit Kuantum Micius kepunyaan Tiongkok telah berhasil membuktikan fenomena teleportasi adalah nyata. Tim Micius telah mengumumkan hasil percobaan pertamanya dalam menciptakan teleportasi jaringan kuantum satelit-ke-darat pertama. Dan mereka telah berhasil menggunakan jaringan kuantum ini untuk memindahkan objek pertama dari tanah ke orbit.


Para ilmuwan sejak dulu menyadari bahwa mereka dapat menggunakan tautan dalam fenomena entanglement (mekanuka quantum) untuk mengirimkan informasi kuantum dari satu titik di alam semesta ke titik yang lain. Idenya adalah untuk "mengunduh" semua informasi yang terkait dengan satu foton di satu tempat dan mengirimkannya melalui tautan entanglement ke foton lain di tempat lain. Teleportasi adalah basis untuk berbagai teknologi di masa depan. “Teleportasi jarak jauh telah diakui sebagai elemen mendasar dalam protokol seperti jaringan kuantum skala besar dan komputasi kuantum terdistribusi,” kata tim Micius. Secara teoritis, teleportasi ini seharusnya tidak dibatasi oleh jarak maksimum.


 Teleportasi Quantum Satelit Micius


Micius mengorbit pada ketinggian 500 kilometer. Untuk meminimalkan jumlah atmosfer yang menghalangi, tim mendirikan stasiun darat di Ngari Tibet pada ketinggian lebih dari 4.000 meter. Jadi jarak dari tanah ke satelit bervariasi dari 1.400 kilometer ketika dekat cakrawala hingga 500 kilometer saat overhead. Tim menciptakan pasangan foton entangled di tanah dengan kecepatan sekitar 4.000 per detik. Mereka mengukur foton di tanah dan di orbit untuk mengkonfirmasi bahwa entanglement sedang terjadi, dan bahwa mereka dapat memindahkan foton dengan cara ini. Selama 32 hari, mereka mengirim jutaan foton dan menemukan hasil positif dalam 911 kasus. “Kami melaporkan teleportasi kuantum pertama dari qubit foton tunggal independen dari observatorium darat ke satelit orbit Bumi rendah — melalui saluran up-link — dengan jarak hingga 1.400 km,” kata tim.


Ini adalah pertama kalinya bahwa benda apa pun telah diteleportasi dari Bumi ke orbit, dan benda itu memecahkan rekor jarak terpanjang untuk percobaan teleportasi quantum. Percobaan teleportasi kuantum ini dilakukan pada tahun 2016 dan terus dikembangkan hingga sekarang. Sementara saat buku ini ditulis (2020) hanya ada sedikit saja orang di negara kita yang berminat update terhadap fenomena “gaib” ini. Kebanyakan dari kita hanya berminat update gosip artis terbaru dan cara nyinyir tersadis menanggapi sesuatu yang tidak disukai.




Penelitian Tim Satelit Mencius bersesuaian dengan penerapan hukum-hukum alam yang telah disebutkan tadi. Mereka memiliki pemahaman kualitatif dan kuantitatif, media, tata cara, wadah dan proses yang tepat. Sehingga menghasilkan fenomena teleportasi yang bagi banyak orang adalah barang mustahil.

 

“If you want to find the secrets of the universe, think in terms of energy, frequency and vibration.”
― Nikola Tesla

 


Ketika kita telah memahami bahwa semua hal yang ada merupakan manifestasi energi dalam bentuk vibrasi (dari skala quantum hingga kosmos) dan frekuensi maka kita bisa menerapkan pengetahuan tersebut pada aplikasi kehidupan sehari-hari. Misalnya pada saat frekuensi kesadaran kita telah selaras dengan harmonik frekuensi yang ingin kita cerap maka kita bisa mengalami secara langsung pengamatan terhadap obyek yang ingin kita ketahui. Para amatir radio di seluruh dunia tahu bahwa bila ingin mendengarkan lawan bicara yang berada di gelombang frekuensi tertentu maka ia harus menyiapkan perangkat yang benar-benar cocok dengan frekuensi yang ingin ditangkap. Bila dari sisi lawan menggunakan Amplitudo AM dengan frekuansi 3.5MHz maka ia harus secara tepat menyiapkan perangkat yang mampu bekerja di amplitudo AM dengan frekuensi yang persis sama 3.5MHz. Bila dia salah menyiapkan perangkat menjadi FM walaupun frekuensinya persis sama 3.5MHz ia tidak akan bisa berkomunikasi dengan lawan bicara. Demikian pula sebaliknya apabila ia sudah menggunakan AM namun frekuensinya bukan 3,5MHz dia tak akan bisa mendengarkan lawan bicara juga.





Ilmu pengetahuan tentang hukum alam ini berpusat pada osilasi dan vibrasi yang memungkinkan kita untuk mengambil manfaat dari gejala-gejala kontinuitas alam yang teramati, bersama dengan aplikasi empiris dari prinsip-prinsip tertentu yang saling mempengaruhi, dan melibatkan urutan ide yang berbeda yang terhubung satu sama lain dengan cara interaksi di level quantum.


Kebanyakan manusia tidak mengetahui hakikat keberadaan dan kekuatan miliknya sendiri. Pemikiran tentang keterbatasan dirinya ini didasarkan pada pengalaman masa lalu. Namun sejarah juga membuktikan bahwa setiap langkah maju yang dia lakukan merupakan perjalanan maju menuju keluasan wawasannya. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk menetapkan batasan teoritis tentang apa yang mungkin bisa dia capai, atau apa yang mungkin dia lakukan.


Setiap orang kurang lebih harus sadar bahwa individualitasnya terdiri dari beberapa bentuk tatanan keberadaan. Hal prinsip yang sama pula dapat diasumsikan meluas ke seluruh alam. Setiap kekuatan di Alam Semesta mampu diubah menjadi jenis kekuatan lain dengan menggunakan cara yang sesuai. Manusia dapat menarik bagi dirinya sendiri kekuatan Alam Semesta dengan menjadikan dirinya wadah yang cocok untuknya, dan mengatur kondisi sehingga sifatnya memaksa kekuatan yang dimaksud mengalir ke arahnya. Namun manusia hanya dapat menarik dan menggunakan kekuatan-kekuatan yang benar-benar cocok untuknya.


Tidak ada batasan sejauh mana hubungan manusia dengan Semesta pada intinya; karena begitu manusia menjadikan dirinya satu dengan gagasan apa pun alat ukur tidak ada lagi. Tetapi kekuatannya untuk memanfaatkan kekuatan itu dibatasi oleh kekuatan dan kapasitas mentalnya, dan oleh keadaan lingkungan manusianya.




0 Comments:

Posting Komentar