Pada bab ini saya mengambil Musashi sebagai pokok pembahasan tentang transfer pengetahuan. Mengapa Musashi ? Tidak ada sesuatu yang benar-benar khusus tentang tokoh ini selain bahwa Dia adalah contoh nyata seorang manusia biasa yang terus menerus berlatih dan belajar hingga mencapai pencerahan. Dengan kalimat lain, Musashi adalah contoh bagi manusia kategori empat atau kategori lima, yaitu manusia yang telah mencapai Kesadaran Diri. Siapapun yang saya gunakan sebagai pokok pembahasan di bab ini secara umum semuanya memiliki kualitas yang sama. Bila dalam bab ini saya memberikan contoh tokoh lain maka semua yang disampaikan adalah hal yang secara umum sama. Bisa saja saya disini menguraikan pengajaran Suryomentaram, Karya Goethe, Copernicus, Da Vinci, Hegel dan seterusnya., namun yang disampaikan di Bab ini tetap sama, yaitu menguraikan pengajaran dari orang-orang yang telah mencapai pencerahan lewat jalan mereka masing-masing.



Bagaimana mengukur seseorang yang telah mencapai pencerahan ? secara empiris tidak ada metode pengukuran yang pasti, namun dari beberapa fakta dalam kehidupan Musashi telah menampilkan bahwa dia telah sadar. Misalnya untuk ajaran yang lebih filosofis Musashi menyampaikan beberapa inti ajarannya kepada muridnya Teruo Magonojo; Strategi ilmu dua pedang telah dituliskan (oleh Musashi) dalam buku ini yang disebut Kitab Tentang Kehampaan.” “ Apa yang disebut sebagai semangat kehampaan adalah dimana segala sesuatunya adalah Kekosongan. Hal ini tidak bisa dipahami pemikiran manusia. Tentu saja, kehampaan adalah kekosongan. Dengan mengetahui segala sesuatu yang ada, engkau akan mengetahui segala sesuatu yang tidak ada. Itulah Kehampaan.Ini adalah kata-kata final Musashi dalam Kitab Lima Cincin. Dia telah memahami hal yang tak bisa dipahami dengan pikiran dan logika manusia biasa.

Mengenal berbagai ilmu dan seni akan memperluas wawasan kita. Dalam kondisi tertentu akan bisa mengeluarkan potensi tersembunyi dalam jiwa kita. Ketika seseorang mempelajari hal baru secara otomatis otaknya akan menyesuaikan diri dengan hal baru tersebut dan mengubah pola-pola neuron di otaknya semakin meluas dan berkembang. Fenomena perkembangan otak yang berubah terus menerus ini dikenal dengan nama neuroplastisitas. Neuroplastisitas, juga dikenal sebagai plastisitas otak, atau plastisitas saraf, adalah kemampuan otak untuk berubah terus menerus sepanjang hidup individu, misalnya, aktivitas otak yang terkait dengan fungsi yang diberikan dapat ditransfer ke lokasi yang berbeda, proporsi materi abu-abu dapat berubah , dan sinapsis dapat menguat atau melemah seiring waktu. Salah satu tujuan neuroplastisitas adalah untuk mengoptimalkan jaringan saraf selama pembelajaran fisiologis. Banyak aspek otak dapat diubah bahkan sampai dewasa. Otak anak-anak yang berkembang menunjukkan tingkat plastisitas yang lebih tinggi daripada otak orang dewasa.



   Neuroplastisitas dapat diamati pada berbagai skala, dari perubahan mikroskopis pada neuron individu hingga perubahan skala yang lebih besar seperti pemetaan ulang kortikal sebagai respons terhadap cedera. Perilaku, rangsangan lingkungan, pikiran, dan emosi juga dapat menyebabkan perubahan neuroplastik melalui plastisitas yang bergantung pada aktivitas, yang memiliki implikasi signifikan untuk perkembangan yang sehat, pembelajaran, memori, dan pemulihan dari kerusakan otak. Pada tingkat sel tunggal, plastisitas sinaptik mengacu pada perubahan koneksi antara neuron, sedangkan plastisitas non-sinaptik mengacu pada perubahan rangsangan intrinsik mereka.

Jadi jelas sekali bahwa otak seseorang selalu berubah setiap waktu sesuai dengan berbagai hal baru yang dipelajarinya. Proses ini berlangsung terus hingga orang tersebut mati. Tahap perkembangan tujuh tahun pertama seorang anak adalah tahap yang vital karena disitu diletakkan landasan dasar bagi konsep berpikir dia kelak kemudian hari. Namun pembelajaran seumur hidup bisa mengobatikonsep-konsep yang salah yang telah tertanam sejak masa kecil.

Bila ingin otak berkembang secara maksimal kita harus selalu mencari hal baru untuk dipelajari. Apabila anda seorang guru matematika mungkin anda bisa mempelajari cara membaca not balok, cara mengapresiasi sebuah lukisan, mempelajari cara memasak gurita dengan intens, hingga anda bisa menemukandan mengenalberbagai hal baru tersebut dengan baik. Proses ini akan memperkaya kesadaran, memperluas wawasan dan memberikan sudut pandang yang unik pada kemampuan matematika anda.