Manipulasi Hukum Universal

, , No Comments

Dalam dinamika pergerakan alam semesta ini terdapat beberapa hukum yang bersifat universal dan mengikat seluruh unsur-unsur yang ada di dalamnya. Hukum universal tersebut antara lain adalah Hukum Keseimbangan (seperti yang telah dijelaskan di bab 4), Hukum Kesamaan (Tarik Menarik), Hukum Resonansi, Hukum Sebab Akibat dan Hukum Polaritas. Dari berbagai hukum itu beberapa diantaranya telah dijabarkan oleh fisika Newtonian dan beberapa dijabarkan Einstein beserta para ahli mekanika quantum. Beberapa hukum dianggap sebagai pseudosains karena tidak memiliki alat pengukur yang dianggap valid.


Hukum keseimbangan dalam fisika dimanifestasikan dalam entropi. Sebuah penyeimbangan energi dalam sebuah sistim. Dari panas ke dingin. Hukum ini berlaku dalam dimensi yang lebih tinggi sebagai penyeimbang yang secara terus menerus berproses melakukan penyesuaian tanpa pandang bulu. Hukum ini yang menyeimbangkan energi alam semesta sejak big bang hingga nanti terjadi big crunch.




Hukum Kesamaan sering diartikan sebagian orang sebagai hukum tarik menarik (populer sebagai The Law Of Attraction). Hukum universal ini menjadi menarik karena sejak jaman prasejarah telah digunakan oleh mereka yang memahaminya sebagai salah satu cara untuk mempercepat realisasi tujuan. Sebagian besar buku tentang keajaiban (khususnya kesuksesan dan kekayaan) berasal dari penggalian terhadap proses hukum ini. Salah satu penggunaan hukum ini adalah untuk menarik hal yang diinginkan dengan memanipulasi persepsi terhadap hal tersebut. anda ingin kaya raya banyak uang maka kesadaran anda harus dituning semaksimal agar sama dengan kondisi kesadaran orang yang kaya dan banyak uang. Saat tuning kesadaran telah sinkron dengan alam semesta maka kondisi kaya raya banyak uang itu akan tertarik pada diri anda karena kesamaan frekuensinya.


Hukum Resonansi berkaitan erat dengan hukum-hukum lainnya. Resonansi merupakan perulangan sebuah frekuensi dalam spektrum gelombang yang berbeda. Kesadaran manusia banyak tergantung pada hukum resonansi ini. Semua hukum lain menggunakan resonansi dan vibrasi untuk berproses.


Hukum Sebab Akibat, dalam fisika disebut juga sebagai hukum ketiga newton; Lex III: Actioni contrariam semper et æqualem esse reactionem: sive corporum duorum actiones in se mutuo semper esse æquales et in partes contrarias dirigi. “Hukum ketiga : Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah: atau gaya dari dua benda pada satu sama lain selalu sama besar dan berlawanan arah.” Gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. F dan –F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai aksi dan –F adalah reaksinya. Dalam dimensi yang lebih tinggi kadang disebut sebagai hukum karma (aksi-reaksi). disebut juga hukum konsekuensi. Sebuah bentuk energi dalam bentuk apapun yang dilepaskan akan mendapatkan reaksi yang merupakan antinya. Dalam kondisi alaminya aksi reaksi ini merupakan proses yang tanpa nilai, semata-mata terjadi karena mekanisme alam semesta. Ketika dinilai dalam dimensi kemanusiaan maka hukum aksi reaksi ini memiliki nilai positif dan negatif. Untuk setiap aksi yang dilakukan selalu ada result, baik itu aksi berupa doa, harapan, visualisasi kreatif, kerja keras, kriminalitas dan seterusnya. Semua itu menghasilkan result yang pasti diterima oleh pelaku aksi, namun tidak bisa disama-ratakan result yang dihasilkan karena bentuk energi masing-masing aksi adalah unik.


Hukum Polaritas merupakan hukum yang bisa kita lihat manifestasinya sehari-hari; misalnya arus positif dan negatif, terang dan gelap, cinta dan benci dan seterusnya. Sebenarnya yang disebut polaritas ini bukanlah sebuah nilai yang baku. Polaritas lebih merupakan dua kutub diantara sebuah spektrum besaran yang merupakan kontinum. Sebagai contoh; diantara angka 1 dan 0 sebagai dasar bilangan biner terletak spektrum angka yang sangat banyak. 0-0,0001-0,002-0,033-0,19-0,2 dan sebagainya. Siang tidak serta merta menjadi malam namun ia melaui sebuah proses senja. Jadi jelas bahwa polaritas adalah bukan sebuah keterpisahan namun lebih merupakan kontinuum. Sebuah kesatuan yang memiliki banyak jenis energi hasil manifestasi.


Sebagai pelengkap adalah energi dalam diri manusia, vibrasi hasil pemikiran sepanjang waktu yang disebut sebagai kesadaran. Kesadaran merupakan bentuk energi, dan ia bisa diolah sedemikian rupa sesuai dengan keinginan anda. Energi kesadaran ini sangat intens. Ia terpengaruh oleh berbagai hukum di ata sampai level tertentu. anda bisa merasakan kekuatan energi kesadaran ini misalnya saat mengalami penghinaan atau pujian. Beberapa kalimat penghinaan bisa membuat seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Ini adalah contoh penggunaan energi kesadaran yang “salah.” Kekuatan vibrasi negatif merupakan favorit banyak orang di jaman modern ini yaitu tindakan nyinyir.


Mengapa pada sub bab ini saya menyebut manipulasi ? Karena banyak orang melakukan manipulasi tersebut tanpa mereka menyadarinya. Memanipulasi hukum alam bukanlah sebuah kesalahan. Analogi yang tepat bagi hal ini adalah menghanyutkan diri di sungai untuk pergi ke lautan. Sungai itu telah ada dan akan selalu ada, begitu pula lautan. Seseorang yang paham dan mempelajari hukum alam akan tahu bahwa menghanyutkan diri di sungai akan membawanya ke lautan. Namun sebelum menghanyutkan diri ia harus belajar banyak tentang sungai, tentang cara berenang, cara bertahan dalam aliran sungai dan sebagainya. Dan bila ia selamat sampai di lautan berarti telah sukses “memanipulasi” hukum alam. Tidak ada keajaiban sama sekali. Yang ada adalah ilmu pengetahuan tentang bagaimana-caranya. Ilmu tentang bagaimana-caranya (know how) ini merupakan pengetahuan yang hanya dimiliki oleh sekelompok orang saja pada masa lalu. Mereka adalah para ilmuwan awal zaman prasejarah yang berhasil mempelajari serta memahami hukum-hukum alam dan menggunakannya dalam kehidupan sehari hari.


Ilmu tentang cara memanipulasi hukum alam ini sebenarnya adalah pengetahuan yang telah ada sejak zaman dahulu, diturunkan lewat parabel dan pewarisan simbol-simbol di berbagai tempat bersejarah. Beberapa orang telah mencoba menuliskan teori ini agar lebih mudah dipahami bagi orang awam jaman modern, namun karena secara empiris tidak bisa diukur dan dibuktikan maka ilmu mereka menjadi dianggap sebagai ilmu palsu. Disini tidak akan dibahas apakah ilmu ini merupakan pseudosains ataukah bukan, namun lebih kepada manfaatannya bagi manusia. Dari manfaat yang bisa didapatkan itulah kita bisa mengukur ilmu ini. Dasar-dasar dari ilmu ini sebenarnya sangat sederhana dan berkaitan dengan hukum perubahan dan gerak alam semesta.


Ilmu ini berdasarkan pada teori bahwa perubahan menuju tujuan yang diinginkan dapat diwujudkan dengan penerapan jenis dan tingkat Kekuatan yang tepat, dengan cara yang tepat, melalui media yang tepat, ke objek yang tepat.


 


 


Untuk mengadakan perubahan yang dibutuhkan pertama-tama adalah pemahaman kualitatif dan kuantitatif yang menyeluruh tentang kondisi-kondisi penunjang tersebut. Kemudian kemampuan praktis untuk mengatur dengan tepat kekuatan dan kondisi yang diperlukan.


Sebagai contoh, saat kita ingin membuat minuman kopi, yang pertama-tama disiapkan adalah wadah (gelas, kompor dan ketel air), media (air, kopi dan gula), kekuatan (api), mengetahui komposisi campuran dan tata-cara membuatnya. Jadilah segelas kopi. Demikian pula untuk berbagai proses lainnya, semua merupakan manifestasi dan derivasi dari hukum-hukum alam semesta. Hal ini berlaku pula untuk hal abstrak. Misalnya untuk memahami komunikasi pada dimensi keempat, yang pertama-tama harus kita lakukan adalah memahami secara kualitatif dan kuantitatif tentang dimensi keempat, menyediakan wadah (kesadaran) dan perangkat (osilasi khusus jaringan neural) yang tepat, menggunakan kekuatan (fokus dan relaksasi) yang tepat untuk melakukan proses. Dalam hal ini kita harus melakukan perubahan pada perangkat yang dipergunakan untuk mencerap persepsi tentang dimensi keempat. Perangkat tersebut dapat berupa apa saja, namun perangkat yang paling mudah untuk dirubah adalah diri kita sendiri yaitu kesadaran kita dan persepsi kita. Saat persepsi telah dilatih untuk mengenali dan memahami teknik komunikasi dimensi keempat maka terjadilah tindakan telepati (komunikasi instan dengan gelombang pikiran). Apakah anda termasuk mereka yang menganggap telepati atau teleportasi adalah sebuah hoax dan sains palsu ? Bila benar berarti anda harus secepatnya mengupdate perkembangan teknologi saat ini.

0 Comments:

Posting Komentar